– ” Ya…Masukkkk….!! ” Pak Dion tersenyum – senyum ketika pintu
kantornya diketuk pada siang hari dimana para murid sudah berhamburan pulang,
senyumannya tambah lebar mirip senyuman srigala buas yang kelaparan.
Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup
lama Pak Dion mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan
gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya
siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.
Pak Dion tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua
pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau
rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Dion mengunci pintu kantornya, kemudian
segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh
keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi
empuknya tepat di hadapan mereka. Anita dan Veily saling memandang kemudian
tertunduk lesu tanpa daya.
“Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini
biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Dion
terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Veily.
“Ehhhh….!! ” Pak Dion merasa tersinggung ketika Veily menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
”Plakkkkkk!!! “
“Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
“Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Anita menahan tangan pak Dion yang melayang hendak kembali menampar wajah Veily.
“Hmmmmmhhh…….” Pak Dion mencoba meredakan emosinya.
“Baiklah, nama kamu Anita ya ??” Pak Dion membelai kepala gadis itu, Anita mengangguk kecil.
“Ehhhh….!! ” Pak Dion merasa tersinggung ketika Veily menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
”Plakkkkkk!!! “
“Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
“Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Anita menahan tangan pak Dion yang melayang hendak kembali menampar wajah Veily.
“Hmmmmmhhh…….” Pak Dion mencoba meredakan emosinya.
“Baiklah, nama kamu Anita ya ??” Pak Dion membelai kepala gadis itu, Anita mengangguk kecil.
“Sekarang coba kamu ciuman dengan Veily, Bapak pengen lihat
langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”
Anita menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir
Veily, nafas Veily memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai
menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu
mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Veily, perlahan-lahan sang nafsu
melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan
lesbi itu, Pak Dion tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya,
berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Anita
dan Veily saling melumat dengan mesra
“Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik
terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.
Veily merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Anita.
Veily merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Anita.
“Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Dion berdecak kagum sambil
menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan
kirinya bermain dipermukaan paha Anita sedangkan tangan kanannya bermain di
permukaan paha Veily. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja
dimanfaatkan oleh Pak Dion untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.
Tangan Pak Dion memaksa kedua paha Veily untuk mengangkang, ia menatap wajah Veily dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Veily hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.
Tangan Pak Dion memaksa kedua paha Veily untuk mengangkang, ia menatap wajah Veily dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Veily hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.
“Awwww…..!! ” Veily memiawik kaget ketika jari tangan Pak Dion
mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat
listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
Wajah Veily merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Veily semakin berat, berkali-kali Veily merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.
Wajah Veily merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Veily semakin berat, berkali-kali Veily merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.
“Nah Veily, coba sekarang kamu buka bajunya Anita…” Pak Dion
memerintahkan Veily, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Dion,
tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Anita kemudian menarik lepas
baju seragam temannya.
“Sekarang buka BH-nya….” Pak Dion memberikan instruksi lebih
lanjut dan Veily melaksanakan instruksi Pak Dion, Anita merapatkan kedua
kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan
buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang
satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak
Dion tertawa senang.
“Nah, Sekarang giliran Anita….., Buka baju ama BH-nya Veily…”
Pak Dion meleletkan lidahnya ketika Anita mulai melaksanakan instruksinya.
“Luar biasa….!!” mata Pak Dion berbinar-binar menatap keindahan tubuh Veily dan Anita.
“Luar biasa….!!” mata Pak Dion berbinar-binar menatap keindahan tubuh Veily dan Anita.
Tangan Pak Dion mencekal pergelangan tangan Veily dan Anita
kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.
“Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang
sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ”
Pak Dion cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.
“Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka
buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita
buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian
mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Dion membentak
karena Anita dan Veily tidak menyimak pelajaran darinya.
Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai
membagi tugas, Veily membuka ikat pinggang Pak Dion sedangkan Anita menarik
resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang
Pak Dion sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi
selangkangan Pak Dion.
Veily dan Anita memalingkan wajah mereka ketika Pak Dion meraih
sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan
topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran
kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak
yang hebat ini HE HE HE”
“Ayo Anita jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Veily…”
Pak Dion membujuk Anita agar mau menatap batang kemaluannya.
“Ihhhh…gede amat….” Anita tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.
“Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai
fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu
ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak
Dion tersenyum sambil menekankan kepala Veily dan Anita kearah batang
kemaluannya.
“Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Dion menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.
“Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Dion menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.
“Bagus, cukup pandai.., ” Pak Dion mengelus-ngelus kepala Veily
dan Anita, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Dion, lidah mereka
terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Dion yang
berwarna hitam kecoklatan.
“Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Dion menekan
kepala Anita sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Veily menatap
Anita yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Dion, mulut Anita
bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Dion, sementara kedua
tangan Anita menggenggam penis Pak Dion yang besar.
“Anitaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Veily yang nyicipin Bapak…..”
“Anitaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Veily yang nyicipin Bapak…..”
Anita melepaskan kemaluan Pak dion kemudian menyodorkannya pada
Veily, sebentar Veily menatap kepala kemaluan Pak Dion sebentar kemudian
menolehkan wajahnya menatap Anita seolah-olah bertanya seperti apa rasanya.
Anita menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Veily kalau mainan baru yang
satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Veily terjulur keluar dan
memijati kepala kemaluan Pak Dion sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm
ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih.
Bergantian Anita dan Veily menservice kemaluan Pak Dion, mulai dari buah zakar,
batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Dion.
Pak Dion menarik tubuh Anita kemudian membaringkannya kembali di
atas meja, tangannya mendekap pinggul Anita dan menggusup pinggul gadis itu
sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya,
kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada
lubang vagina Anita yang masih rapat.
“Aaaakkhhh……!! ” Anita membeliakkan matanya ketika merasakan
batang kemaluan Pak Dion mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan
perlahan-lahan.
“Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Anita menolehkan kepalanya
kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.
“Veilyyyyy….,Ahhhh.., “Anita memiawik sambil menggenggam erat tangan Veily ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion merobek-robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita, berusaha menenangkan Anita yang sedang diperawani oleh Pak Dion.
“Veilyyyyy….,Ahhhh.., “Anita memiawik sambil menggenggam erat tangan Veily ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion merobek-robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita, berusaha menenangkan Anita yang sedang diperawani oleh Pak Dion.
Pak Dion terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang
kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian
disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Anita.
“Pelan-pelan Pakkk, ” Veily memohon memelas pada Pak Dion, agar Pak Dion menyetubuhi Anita dengan lebih lembut.
“Pelan-pelan Pakkk, ” Veily memohon memelas pada Pak Dion, agar Pak Dion menyetubuhi Anita dengan lebih lembut.
“Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut
ngegarap Anita…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak
Dion menggenjot vagina Anita dengan kasar sampai Anita memiawik – mekik
kesakitan.
“Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Veily menahan gerakan pinggul Pak Dion yang sedang menggenjot-genjot vagina Anita.
Pak Dion tersenyum-senyum ketika Veily mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Anita yang terlentang pasrah, tangan Veily mengelus-ngelus payudara Anita, diusapnya payudara Anita sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.
“Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Veily menahan gerakan pinggul Pak Dion yang sedang menggenjot-genjot vagina Anita.
Pak Dion tersenyum-senyum ketika Veily mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Anita yang terlentang pasrah, tangan Veily mengelus-ngelus payudara Anita, diusapnya payudara Anita sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.
“Veil…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan
remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,
”Ahhhh…………… ” Anita mendesah ketika merasakan tangan Veily
mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut,
sementara Pak Dion mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut.
Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam
kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian
ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.
“Ahhh…, Ahhhhhhh, Veily” Anita merintih sambil mendekap kepala
Veily yang sedang mencumbui puncak payudaranya.
Mulut Veily mengecupi buntalan payudara Anita yang padat dan
kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati
puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Anita dengan
kuat. Serangan Veily di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Dion
akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Anita, dinding itu jebol ketika
denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.
“Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Anita memejamkan matanya, Veily
agak tercekat ketika menatap Anita, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan
“Ohhhhhhh, nikmatnya……….”
Anita tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Dion mulai
melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp…
Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Anita
“Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Anita memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Dion terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.
“Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Anita memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Dion terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.
“Anitaa ??!! ” Veily tercengang , Anita yang ia kenal tidak
seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Dion yang
membuat Anita berubah menjadi liar seperti ini ???
“Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Anita semakin keras merengek
ketika Pak Dion semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.
“Arhhhhh….!! “Anita mengerang keras ketika penis Pak Dion
mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan
batang kemaluannya.
“Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Anita mendesis-desis,
sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Dion yang membuat
Anita berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan
tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil
“Ahhhhh…, Pak Dionnnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Anita mengejang
beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Dion menghela nafas
panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik
batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Anita. “Plophhhh”
“Veily.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Dion memerintahkan Veily agar duduk di atas kursi empuknya.
“Veily.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Dion memerintahkan Veily agar duduk di atas kursi empuknya.
“Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Dion membimbing Veily dengan
paksaan, dibukanya kedua lutut Veily agar mengangkang ke samping, gadis itu
berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Dion menunduk dan
mendekati wilayah intimnya, Veily merasa risih ketika merasakan
hembusan-hembusan nafas pak Dion yang memburu menerpa permukaan vaginanya.
“AHHHHH…!! ” Veily tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Dion menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.
“AHHHHH…!! ” Veily tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Dion menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.
“Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “
“Ennnhhhhhh……” Tubuh Veily kelojotan ketika mulut Pak Dion tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.
“Ennnhhhhhh……” Tubuh Veily kelojotan ketika mulut Pak Dion tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.
“He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Dion mengangkat kepalanya
,
Veily terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.
Veily terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.
Veily menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Dion mulai
mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Veily merintih ketika
merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Dion yang menggeseki belahan
vaginanya.
“AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika
merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Dion
mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.
“Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Veily menatap Wajah Pak Dion sambil
berusaha menahan gerakan pinggul Pak Dion, Pak Dion tertawa senang sambil
menikmati jepitan vagina Veily pada leher penisnya.
“Uuuuhhhh……” bibir Veily meruncing ketika merasakan penis Pak
Dion mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Veily menggeliat-geliat resah,
bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
“Awwww…., Aduhhhhh……” Veily mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Dion bersuka ria merobek-robek selaput daranya,
“Awwww…., Aduhhhhh……” Veily mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Dion bersuka ria merobek-robek selaput daranya,
Sambil meremas induk payudara Veily, Pak Dion menyentakkan
batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Veily terkulai lemas di atas kursi empuk
dengan sebatang penis Pak Dion yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di
lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak
menangis sambil menatap wajah Pak Dion, betapa menyebalkannya wajah pria itu,
dasar bajingan!! keparat!!
Veily mengumpat dalam hati.
Pak Dion menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Veily sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
“Hemmmppphhh…..” Veily bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.
Pak Dion menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Veily sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
“Hemmmppphhh…..” Veily bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.
Pak Dion menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan
membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
“Clepp.. Cleppp Cleppp….”
“Clepp.. Cleppp Cleppp….”
“Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Veily tidak
sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Dion, Pak Dion malah semakin
mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan
jeritan-jeritan kecil Veily.
“HHhhsshhh…..” Veily berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin
ketika Pak Dion membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti
bergerak, kedua tangan Pak Dion meremasi induk payudara Veily yang sudah basah
oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian
dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Dion mencekal
tungkai lutut Veily sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua
kaki gadis itu. Posisi kaki Veily mirip huruf “M” yang sangat indah. Veily
meringis ketika Pak Dion menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa
yang akan terjadi selanjutnya.
“Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Veily tersentak-sentak
dengan kuat ketika Pak Dion kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Veily
yang seret dan sempit.
“Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Veily
membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Dion yang kasar dan brutal
terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Anita, Hmm, pantesan Anita
malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak
Dion.
“Ahhhh… Pak Dionnnn, Ahhhhhh….” Veily menatap sayu wajah Pak
Dion, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan
panjang.
“He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak
bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid
perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA
HA HA HA” Pak Dion mencekal pinggang Veily kuat-kuat kemudian
menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Veily
melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”
“Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Veily mendesah-desah ketika
tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang
keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu
lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Veily merinding.”OHHH…, nikmat banget
sichhh……” tanpa sadar Veily mendesis lirih.
Pak Dion meraih pundak Veily kemudian menarik tubuh gadis itu ke
arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu
menciumi bibir Veily yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis
itu.
“ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”
Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan
Veily yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Dion menolehkan kepalanya pada
Anita yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum
antara Pak Dion dan Veily.
“Anita sini…” Pak Dion memanggil Anita, perlahan-lahan Anita
mendekati pak Dion.
Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Anita agar
gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan
Pak Dion melingkari pinggang Anita, setelah mengecup pipi Anita, Pak Dion
kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Veily. Veily
menatap Anita dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya
mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Anita semakin memburu,
gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher
Veily. Dengan lembut Anita melumat bibir Veily.
“Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Dion tertawa senang, sambil
menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra,
kepala sekolah bejat itu menatap pantat Anita yang agak menungging di sisinya,
sambil mengocok vagina Veily Pak Dion mencari cari kelentit Anita.
“Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Anita mendesah-desah
ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sementara Veily
mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Dion.
“Ahhhh Ahhhhh… Pak Dionnn…..”
“Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”
“Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”
Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela
oleh suara tawa pak Dion yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan
desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.
“Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
“Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”
“Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”
Pak Dion semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya
yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.
“Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Dion bertanya pada kedua
muridnya, Anita dan Veily menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan
memohon.
“Ayo kalian bersujud di depan Bapak….” tangan kanan Pak Dion
berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang
sudah dibuka, perlahan-lahan Anita dan Veily berlutut di hadapan penis Pak
Dion.
“Kalian boleh minum tapi harus lewat Bapak, ya itung-itung
ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Dion memiringkan teh botol ditangannya
tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya
yang cantik.
Anita dan Veily terdiam sambil menatap sedikit air teh yang
mengucur di ujung kemaluan Pak Dion, antara rasa haus dan harga diri, itulah
yang harus dipilih oleh mereka.
“Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Veily dan Anita menelan ludah
berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan
sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion begitu menggoda mereka.
“Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.
“Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.
“HA HA HA HA HA HA…..” Pak Dion tertawa senang, suara tawanya
semakin keras ketika Anita mengikuti jejak Veily.
“Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Dion memerintahkan agar
Veily dan Anita membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada
mulut Anita yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang
kemaluannya
“Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi
rongga mulut Anita, selesai mengisi mulut Anita, Pak Dion mengarah kepala
kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Veily.
“Glukkk… Glukk”
“Ceglukk…. Gluk”
“Ceglukk…. Gluk”
Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut
mereka, pak Dion berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga
kehausan.
“Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa , HA HA HA” Pak Dion
tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya
yang cantik.
Pak Dion mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik
mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang,
Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…,
seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ”
(Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )
“Setelah pelajaran dientt,
kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah
ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngenttin
Bapak…. He he he…..” Pak Dion menarik Veily dan Anita ke arah kursi sofa
panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.
Tubuh Pak Dion duduk santai di atas kursi sofa, Veily dan Anita
saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak
kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Dion.
“Nah, Anita…, Coba kamu naik kemari,”
Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Dion untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.
Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Dion untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.
“Oke, sekarang kamu dudukin kepala Bapak Pakai memiaw Kamu…,
Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Dion membantu dengan menarik pinggang Anita
untuk turun.
“Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Dion
kembali membelah vagina Anita. “Aaakkhhh….” kepala Anita terangkat keatas
sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali tertancap di
lubang vaginanya, Anita berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan
keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.
“Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Dion
menanti aksi Anita selanjutnya, sambil menggigit bibir Anita mulai bergerak
mengayun-ngayunkan pinggulnya.
“Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Dion menyemangati
Anita agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.
“Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Anita…,!!” Pak Dion membantu
Anita dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
“Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
“Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
Payudara Anita yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah
di dadanya, Pak Dion Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang
kanan.
“Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Anita tiba-tiba
terhenti, tubuhnya mengejang , Anita merintih lirih dan terkulai lemas dalam
dekapan Pak Dion.
Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
“Ayo.., Veily sekarang kamu yang berlatih….”
Pak Dion terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Veily
yang berusaha menaiki tubuh Pak Dion yang gembrot.
Nafas Veily memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak
Dion yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.
“Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Veily mendesis, tubuhnya melenting ke
belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena
Pak Dion justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali
pria itu melumat-lumat payudara Veily yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
“Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Dion sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Veily.
“Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Dion sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Veily.
“Susah Pakkk, susahhhhh…..” Veily tampak kesulitan
“Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba
lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “
“Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
“Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Dion tersenyum sambil meremas buah dada Veily.
“Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
“Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Dion tersenyum sambil meremas buah dada Veily.
“Ahh Ahhh Ahhh….” Veily mulai belajar untuk menghempas-hempaskan
pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
“Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.
“Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.
“Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…”
Veily sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi
kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak
Dion.
“AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.
“AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.
Veily menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan
pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Anita ingin melanjutkan
permainan barunya. Veily sedang asik-asiknya menonton Anita yang sedang
menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi
“Cklekkk…..!!”
“Owww….!! ” Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
“Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilahkan Pak Agung untuk masuk.
“Owww….!! ” Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
“Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilahkan Pak Agung untuk masuk.
“Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak
Dion ” Pak Agung menutup kembali pintu ruangan itu.
“Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Agung mau ikut
bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he
he he” Pak Dion terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Anita.
Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara
Anita dan Veily melawan Pak Dion cs. Setelah mengunci pintu Pak Dede, Pak
Ahmad, Pak Djono dan Pak Agung mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing,
Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.
Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat
Anita yang halus lembut. Pak Dion terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung
Anita kuat-kuat agar posisi Anita lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala
kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis itu mengerang, lubang
anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan
penetrasi.
“Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan
kuat-kuat pinggiran anus Anita berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit
melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Dion mengarahkan ujung kemaluannya
pada lubang anus Anita dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.
“AWWWWWW….!” Anita menjerit keras kesakitan ketika dengan satu
sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,
“Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Anita.
“Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Anita bergesekan dengan perut Pak Djono.
“Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Anita.
“Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Anita bergesekan dengan perut Pak Djono.
“Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan
dari bibir Anita ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang
vagina dan lubang anusnya.
“Creppp Creppp Crepppp….”
“Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, tubuh Veily melenting-lenting ke belakang ketika Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..
“Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, tubuh Veily melenting-lenting ke belakang ketika Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..
“Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Veily akhirnya terlepas dari
lumatan Pak Agung yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya
bibir Veily kembali menjadi bulan-bulanan Pak Agung.
“Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Veily lebih sulit untuk
melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang kepala gadis
itu kuat-kuat, Pak Agung yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan
mendekap erat-erat tubuh Veily, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan
kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Agung puas.
“Uhhhh….” Veily pasrah ketika tangan Pak Agung yang kekar
mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Agung yang berotot mirip
Ade Rai mendesakkan tubuh Veily kesudut ruangan. Tubuh Veily tergantung di
udara, posisi buah dada Veily pas banget di hadapan wajahnya.
Perlahan-lahan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat
lembut putting susu Veily yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Veily semakin
tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang lembut
bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan
sesekali memutarinya
“Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Veily mendesah ketika merasakan mulut Pak
Agung mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan
mulut, gerakan mulut Pak Agung tampak seperti sedang mengunyah payudara Veily
bergantian dari yang kanan ke yang kiri.
Sambil tersenyum pak Agung merebahkan tubuh Veily di meja, disibakkannya
kedua kaki gadis itu agar mengangkang.
“OHHHHH…!!!….” Veily bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Agung,
kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Dion namun
yang mebuat Veily bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Agung yang
hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Dion,
“Ahhhh….” punggung Veily sampai terangkat kemudian terhempas
kembali ketika merasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan berusaha
membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Agung berusaha
“EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Veily tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.
“EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Veily tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.
“Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “
“Ayo Pak Agung sodok yang kuat…!!”
“Ayo Pak Agung sodok yang kuat…!!”
Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung menatap
Veily yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata
yang memelas.
“Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Veily mengaduh ketika Pak
Dede dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit
kuat-kuat putting Veily sampai ia merintih-rintih kesakitan.
“Hmmmmm… ” kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Agung meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
“Hmmmmm… ” kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Agung meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
“Yahhh, koq dibawa sihh…!!”
“Lohhh mau ke mana Pak Agung…!!”
“Lohhh mau ke mana Pak Agung…!!”
“Mau keluar” Pak Agung menjawab singkat kemudian melangkahkan
kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Dion,
“Nahhh…” Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu bangku panjang
yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Agung duduk
di sebelahnya.
“Cuphhhh….” dengan lembut Pak Agung mengecup pipi Veily,
tangannya merayap ke arah selangkangan Veily kemudian berbisik di telinga gadis
itu “Masih sakit ya ??”
“Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Agung memeluk tubuh Veily,
entah kenapa Veily merasa mendapat perlindungan dari Pak Agung, kalau tidak
dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dede dan Pak Ahmad, Veily
terisak menangis dalam pelukan Pak Agung.
“Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Agung menciumi kening
Veily sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Veily
memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Agung, ada rasa aman ketika Pak Agung
yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa
Veily tertidur dalam pelukan mesra Pak Agung, dengan lembut Pak Agung
mengusap-ngusap rambut gadis itu.
Berbeda dengan Veily nasib Anita lebih mengenaskan, dua batang
penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang
vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak
Dede dan Pak Ahmad.
“Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Anita
meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dede dan Pak Ahmad yang
menggerayangi payudaranya.
“Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Anita merintih
lirih.
Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.
Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.
“HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dede mengolok-olok
Anita.
“Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Anita kuat-kuat.
“Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Anita kuat-kuat.
“Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Dion berkali-kali
menyodokkan batang kemaluannya ke atas.
“Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.
“Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.
Dua batang kemaluan milik Pak Dion dan Pak Djono berlomba-lomba
menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa
mempedulikan Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa
panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.
“Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Anita terangkat ke atas ketika
Pak Dion dan Pak Dede bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,
“Croooorrrrrttt….!! “
“Kecroooottttt……”
Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,
“Kecroooottttt……”
Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,
“Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dede menarik Anita,
Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dede.
Anita dipaksa menungging di atas lantai,
Anita dipaksa menungging di atas lantai,
“Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Anita terisi penuh oleh batang
kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dede tersenyum sambil menimbang-nimbang,
lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.
“Lohhh, Pak Dede koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!”
tangan Pak Ahmad mendekap kepala Anita sambil memaju mundurkan batang penisnya
keluar masuk kedalam mulut gadis itu.
“Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya
tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat
pemanasan” Pak Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina
Anita kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang
kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Anita kemudian
menarik tangan Anita kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak
Ahmad lebih enak…”
“Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dede, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.
“Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dede, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.
“Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik
batang kemaluannya darid alam mulut Anita, kemudian
“Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian menjambak rambutnya, Anita hanya mengerang tak berdaya,
“Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian menjambak rambutnya, Anita hanya mengerang tak berdaya,
“Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dede bertanya keheranan.
“Dia ngigit saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.
“Dia ngigit saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.
“Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dede mencabut batang kemaluannya
kemudian memaksa Anita untuk berdiri.
Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Anita
sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!!
“
Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..
Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..
“AWWWW….. AWWWWW…..” Anita menjerit panjang ketika merasakan
lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dede. Setelah
membantu menopang tungkai lutut kanan Anita, pak Dede dan Pak Ahmad berlomba
marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.
“Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti
nasehat gurunya !!”
Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.
Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.
“Betul Pak Dede.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !!
“Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.
“Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dede tambah liar.
“Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Anita
mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dede
dan Pak Ahmad, Anita mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan
diri.
Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,
Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,
“Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun
dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Veily terjulur membelai lembut
kepala Pak Agung yang sedang menjilati bibir vaginanya
“Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Agung
menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Veily.
Veily menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka
kedua kakinya lebar-lebar
“Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang merekah.
“Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Agung mencaploki vaginanya dengan lembut.
“Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang merekah.
“Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Agung mencaploki vaginanya dengan lembut.
Tangan Pak Agung menarik bibir vagina Veily kemudian melumat
isinya. Cairan kewanitaan Veily semakin banyak meleleh membasahi lubang
vaginanya, pak Agung mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang
kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Veily yang sudah basah.
Veily menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Agung
mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Veily
terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka
merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Agung mulai membelah dan
menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….
” Tiba-tiba tubuh Veily mengejang dan terkulai dengan nafasnya
yang tersendat-sendat.
“Sakit ?? ” Pak Agung bertanya, ia membelai rambut Veily
Sambil tersenyum Veily menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Agung, Veily ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Agung.
Sambil tersenyum Veily menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Agung, Veily ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Agung.
Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Agung membenamkan batang
kemaluannya, sesekali Pak Agung menahan batang kemaluannya ketika Veily
meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang
kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Agung mengaduk-ngaduk vagina
Veily dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Veily
yang sempit.
Perlahan-lahan Pak Agung mulai menarik dan membenamkan batang
kemaluannya, berkali-kali Veily terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak
Agung mulai menaikkan tempo genjotannya.
“Aaaahhhh….!! ” Veily menjerit keras kemudian
“Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”
“Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”
Pak Agung menghentikan gerakannya membiarkan Veily meresapi
kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak
Agung kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.
“Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Veily
berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Agung yang semakin
kuat menggenjot-genjot vaginanya.
“Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Veily
kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Agung.
“AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Agunggggg….. Ohhhhhh” Veily
menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.
“Wahh…!? Veilyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!”
Pak Agung memanas-manasi Veily agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan
pinggulnya.
Pak Agung mendekap pinggul Veily sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Veilylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Agung terasa sesak ketika Veily mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.
Pak Agung mendekap pinggul Veily sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Veilylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Agung terasa sesak ketika Veily mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.
Pak Agung tambah sesak nafas ketika Veily menundukkan wajahnya,
tangan Pak Agung mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Veily sambil membalas
lumatan Veily dengan lembut. Veily menumpukan tangannya pada dada Pak Agung
yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.
“Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Veily terkadang
terdengar keras ketika Pak Agung sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas
kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.
Mata Pak Agung menatap payudara Veily yang melompat-lompat
dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi
putingnya.
“Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Veily kini berpegangan pada tangan Pak Agung yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Veily menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.
“Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Veily kini berpegangan pada tangan Pak Agung yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Veily menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.
“Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Veily tiba-tiba roboh sambil
menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Veily tersenyum puas, kedua matanya
terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.
Pak Agung berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”
Veily mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Agung. Pak Agung memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Agung mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Veily membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Agung ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.
Pak Agung berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”
Veily mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Agung. Pak Agung memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Agung mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Veily membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Agung ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.
“Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Agung menggerayangi buah
dada Veily sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang
sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Agung. Dijepitnya putting
Veily kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya
menggoyang-goyangkan bongkahan dada Veily.
“Veily, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Agung meminta dengan
sopan
Veily terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.
“Nungging sayang, nahhhh….” Pak Agung meminta agar Veily bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Agung menekan buah pantat Veily sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.
Veily terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.
“Nungging sayang, nahhhh….” Pak Agung meminta agar Veily bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Agung menekan buah pantat Veily sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.
“Haaaaaaaa…..” Veily menarik nafas panjang merasakan desakan
kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk
huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Agung menghentakkan
kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.
“ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu
tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian
kemaluan Pak Agung menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.
Pak Agung menahan pinggul Veily yang hendak melarikan diri,
leher penisnya tertancap mengait lubang anus Veily yang merekah dan
berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Agung. Lutut Veily goyah,
perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua
lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Agung ikut turun bersujud di belakang
tubuhnya. Tangan Pak Agung yang kekar dan berotot membelit tubuh Veily dan
memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Agung mendesakkan batang kemaluannya,
sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Veily
yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan
perut Pak Agung yang berotot. Veily menolehkan kepalanya menyambut datangnya
bibir Pak Agung yang melumat bibirnya.
“Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Agung melumat-lumat
bibirnya sementara kedua tangan Pak Agung merayap ke depan mengelus lembut
puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang
bersamaan Pak Agung memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok
lubang anusnya.
“Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”
berulang kali Veily mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan
Pak Agung yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang
anusnya.
“Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”
Suara hantaman selangkangan Pak Agung ketika membentur pantat
gadis itu, Entah kenapa Veily malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit
ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Agung, sambil menggeliat-geliat
perlahan-lahan Veily mengalungkan kedua tangannya ke belakang.
“Hemmmm, He he he he….” Pak Agung semakin betah meremas-remas
buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih
dan lembut. Sesekali Pak Agung mencium gemas pipi Veily kemudian mengecupi dan
mencumbui lehernya.
“Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”
“WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”
“Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”
“WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”
Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Veily
tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Agung. Mungkin karena Pak Agung
begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Agung yang tinggi besar dan berotot
seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Agung yang lembut.
Pak Dion mengangkat Hpnya
Pak Dion mengangkat Hpnya
“Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”
“Ha Ha Ha…bagus-bagus…., rencana yang bagus ” Pak Dion terkekeh
sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.
Ceritanya mantap
BalasHapus